Selamat Datang di www.binmut.blogspot.com, Konsep dari blog ini adalah B3+1: Berbagi Informasi, Berbagi Ilmu, Berbagi Rezeki dan berharap blog ini BERMANFAAT bagi SEMUANYA

Rabu, 24 Februari 2010

3 LANGKAH PENGENALAN DIRI


Sumber : Buku JAGALAH HATI (AA GYM)
Sebelum kita memulai materi pengenalan diri, ada baiknya kita senandungkan dulu lagu di bawah ini agar hati kita bersih sehingga apa yang dipelajari bisa lebih mudah di serap. Oke mari kita bernyanyi 1,,2,,3,, mulai :

JAGALAH HATI
Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya ilahi
Bila hati kian bersih, pikiran akan jernih
Semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih
Namun bila hati keruh, batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh, dengan ALLAH kian jauh
Bila hati kian kian suci, tak ada yang tersakiti
Pribadi menawan hati, ciri mukmin sejati
Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk
Akhlak kian terpuruk, jadi makhluk terkutuk
Bila hati kian lapang, hidup susah tetap senang
Walau kesulitan datang, dihadapi dengan tenang
Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit
Seakan hidup terhimpit lahir batin terasa sakit
(Cipt. Abdullah Gymnastiar)

Mantap….., sudah lebih rileks kan ??? sekarang kita lanjutkan ke materi.

Untuk mengenal diri, kita tentu memulainya dari kedalaman diri kita sendiri – dari kedalaman qalbu atau apa yang disebut dengan nurani. Inilah yang sering dikenal dengan upaya intropeksi diri (muhasabah). Jadi, manusia mampu mengenal dirinya melalui suatu proses pendalaman, bukan tiba-tiba saja bisa memahami dirinya. Kita harus punya kepercayaan diri bahwa hanya kitalah yang bisa menolong diri kita sendiri dan ikhtiar ini hanya ALLAH-lah yang berkuasa menolongnya (cobalah buka QS Ar-Ra’d 13 : 11).

Langkah 1, Cermati potensi diri

Anda adalah apa yang anda pikirkan, demikian suatu ungkapan tentang pengenalan dan potensi diri. Artinya, jika kita memikirkan bahwa diri kita ini tidaklah berguna, ketidakbergunaan itulah yang akan tetap menjadi cap diri kita. Dengan demikian kitapun memadamkan potensi-potensi positif yang ada pada diri kita karena kita sudah menata hati dan pikiran kearah negatif. Kitapun bisa mengenali potensi diri melalui hubungan dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain memungkinkan munculnya kritik. Untuk itu, kitapun mengembangkan sikap terbuka terhadap kritik yang datang dari luar diri kita. Artinya, kita juga harus berprasangka baik (husnudzan) tentang apa yang orang katakan terhadap diri kita karena merekalah yang mungkin lebih objektif melihat potensi diri kita.
Kritik adalah senjata ampuh untuk mengenal lebih jauh kelemahan diri kita. Alergi terhadap kritik berarti akan membuat tumbuh suburnya potensi negatif pada diri kita. Memang tidak mudah menerima kritik, apalagi yang menyakitkan. Tapi kita tidak boleh memlihara sifat alergi kritik ini seba bisa membuat semakin asing terhadap diri kita sendiri.

Langkah 2, Fokuskan pada diri sendiri

Kebaikan bisa dicontohkan atau ditularkan dari atau kepada orang lain. Namun, kebaikan akan menjadi efektif merasuk kepada diri manakala berpangkal pada diri kita sendiri. Dalam artian, Jika kita ingin melihat kebaikan pada diri orang lain, kitapun harus memulainya dari diri pribadi.
Keinginan kuat atau kerinduan melihat sebuah kebaikan agar terjadi dilingkungan kita akan memotivasi diri untuk menebarkan kebaikan dari dalam diri kita. Sehingga akan terkondisi keadaan dalam hal ini diri kita menjadi pusat kebaikan dan solusi bagi orang-orang di sekeliling kita. Inilah yang dicontohkan Rasulullah, SAW dimana beliau menjadi sumber pancaran kebaikan dan kebersihan hati serta menjadi sumber solusi atas persoalan-persoalan duniawi. Tak heran jika orang-orang merindukan pertemuan dengan beliau walau hanya dalam mimpi.


Langkah 3, Ubahlah persepsi

Persepsi adalah cara pandang kita terhadap potensi-potensi diri kita. Karena itu jika kita mempersepsikan diri kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, sampai kapan pun kita tidak akan pernah sukses. Perubahan persepsi harus dimulai dengan mengukurnya pada kedalaman hati (nurani). Dengan kata lain, seseorang akan efektif mengubah persepsinya kalau dia dapat menggunakan sarana qalbunya.
Qalbu yang menuju Allah, SWT akan berbicara bahwa pada dasarnya manusia memiliki sisi baik. Manusia bisa mengubah dirinya menuju kebaikan jika ia menghidupka sisi baik dan mematikan sisi buruknya. Jadi harus ada persepsi bahwa kita bisa menjadi sukses dan Allah, SWT senantiasa akan menolong hamban-NYA yang tulus bermunajat kepada-NYA. Persepsi inilah yang akan senantiasa menghidupkan motivasi dan keinginan kita menjadi manuasia berprestasi.

“Uruslah diri sendiri sebelum mengurus orang lain.
Perbaiki diri sendiri sebelum memperbaiki orang lain.
Bersihkan diri sebelum membersihkan orang lain.”
…… AA Gym ……


Semoga bermanfaat, Salam B*3*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar